Catatan Perjalanan dan Nostalgia :
Konser Musik Woodstock (Bagian 1)
Kota Woodstock
yang saya lewati dalam perjalanan keliling setengah Amerika
berada di negara bagian Vermont, sedangkan kota Woodstock yang
berkaitan dengan festival musik (yang disebut Mas Mimbar) itu
berada di negara bagian New York. Ya
.., masih dekat-dekat
Manhattan, sekitar 160 km di utaranya.
Saya sebut
berkaitan dengan festival musik, karena sebenarnya konser musik
Woodstock yang pertama kali diadakan pada bulan
Agustus 1969 bertempat di kota kecil Bethel, di sebelah barat
daya kota Woodstock, New York. Sedangkan nama
Woodstock terlanjur diabadikan karena memang di kota
itulah rencana mula-mula konser Woodstock69 akan
diselenggarakan, sebelum kemudian dipindah ke Bethel.
Inilah konser
musik rock terbesar, terheboh dan terkisruh yang pernah
diselenggarakan, sehingga kemudian mengilhami Pemda negara bagian
New York untuk mengeluarkan beberapa peraturan menghindari hal
serupa terulang kembali. Padahal pesta musik ini menyandang motto
three days in peace and music.
Sekitar 500.000
penonton membanjiri kota kecil Bethel. Kemacetan terjadi
dimana-mana di jalan yang menyambung ke Bethel. Ratusan polisi
terpaksa kerja lembur. Tindak pencurian, pengrusakan,
pemerkosaan, dan beraneka ria kejahatan terjadi, termasuk korban
yang meninggal dunia di lokasi konser yang berlangsung tiga hari
tiga malam non-stop.
Di Woodstock69 inilah pemusik-pemusik terkenal turut ambil bagian, seperti : Janis Joplin, Jimi Hendrix, Bob Dylan, Roger Daltrey, Jerry Garcia, dsb. Sedangkan kota Woodstock sendiri (yang namanya diabadikan sebagai judul konser musik) kini menjadi kota terbesar keempat di Amerika dalam urusan studio rekaman, setelah New York, Los Angeles dan Nashville.
Konser musik
berikutnya, Woodstock94, digelar bulan Agustus 1994
di kota kecil Saugerties, dalam rangka memperingati 25 tahun
Woodstock69 yang melegenda. Kali ini lokasinya memang
berdekatan dengan kota Woodstock.
Kemudian digelar
lagi Woodstock99 pada bulan Juli 1999 di kota Rome,
dalam rangka merayakan 30 tahun Woodstock69.
Kebetulan kota ini sempat saya lewati ketika turun dari
pegunungan Adirondack dalam perjalanan keliling setengah Amerika.
Lokasinya agak menjauh ke utara dari kota Woodstock.
Woodstock94
dan Woodstock99 berlangsung lebih tertib. Ratusan
ribu pengunjung membanjiri arena pesta musik yang juga digelar
selama tiga hari. Kali ini pihak Pemda setempat sudah lebih siap,
termasuk bagaimana menjaring sebanyak-banyaknya dollar
para pengunjung yang datang dari penjuru Amerika.
Yang kemudian
terlintas di pikiran saya bukan pesta musiknya, melainkan tempat
penyelenggaraannya yang kiranya dapat menjadi cermin bagi kita.
Bahwa hajat-hajat besar (maksud saya, acara-acara berskala besar)
semacam ini tidak harus diselenggarkan di Jakarta atau Bandung
atau Surabaya. Melainkan dapat juga digelar di Cikopo atau Alas
Roban atau Pacitan. Agar, rupiahnya para orang kota itu juga ngepyur
(tertabur) ke pelosok-pelosok desa melalui penginapan, rumah
makan, angkutan atau oleh-oleh (termasuk kendil, cepuk, slepi dan
sejenisnya).
Pertanyaan
bernada curiga dan waswas yang kemudian
muncul di Jakarta adalah : Apakah masyarakat dan daerah setempat
sudah siap?
Kapakno-kapak
(biar bagaimanapun juga) kalau tidak pernah direncanakan dan
dipersiapkan dengan baik (wong kita ini tidak kekurangan
orang-orang pinter) dan lalu dicoba diterapkan, ya daerah tidak
akan pernah siap mengurus apa yang menjadi urusannya
.-
New Orleans, 3
Januari 2001.
Yusuf Iskandar
[Sebelumnya][Kembali][Berikutnya]